Salah seorang guru Taman Siswa di Djakarta, jakni Armijn Pane, (jang terutama terkenal sebagai sasterawan dari golongan Pudjangga Baru oleh romannja Belenggu jang disusunnja setjara roman Barat betul) pastilah djuga melihat dalam karangannja Taman Siswa dan pemimpinnja, bahwa keseimbangan tidaklah terus tetap dan bahwa misalnja kadang² timbul individualismus jang terlalu besar.